Thursday, July 19, 2012

Laporan IRT (Kelenjar Endokrin)


BAB I
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dengan materi Anatomi Kelenjar Endokrin dilaksanakan pada hari Kamis 10 Mei 2012 pukul 11.30 – 12.00 WIB di Laboraturium Ilmu Pemuliaan dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
1.1.      Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum meliputi nampan untuk meletakkan kepala ayam, gergaji dan cutter untuk membelah kepala ayam, alat tulis untuk menggambar bagian-bagiannya, slide untuk memperjelas gambar dan fungsinya. Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum adalah kepala ayam.

1.2.      Metode
Prosedur yang dilakukan adalah dengan memperhatikan penjelasan mengenai anatomi dan tata letak kelenjar endokrin. Membelah kepala ayam adalah langkah selanjutnya. Membelah kepala ayam menggunakan gergaji dan cutter dengan teliti dan arah membelah searah agar bagian-bagiannya tidak rusak. Mengamati anatomi organ hipotalamus dan hipofisa. Menggambar anatomi organ-organ tersebut, menyebutkan bagian-bagiannya dan menjelaskan fungsi tiap bagian.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
KELENJAR ENDOKRIN
 2.1.    Hypothalamus
            Berdasarkan pengamatan hypothalamus pada ayam didapatkan hasil sebagai berikut:


 
Keterangan :
1.    Ventrikel I
2.      Ventrikel II
3.      Ventrikel III

4.    Ventrikel IV
5.    Hypothalamus
6.      Tulang sphenoid

7.    Hypophysa


 
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Ilmu Reproduksi Ternak di ketahui bahwa bagian-bagian otak sebagai berikut ventrikel I yang berfungsi sebagai pusat penglihatan. Ventrikel II yang berfungsi sebagai pusat pendengaran. Ventrikel III yang befungsi sebagai pusat kordinasi. Ventrikel IV berfungsi sebagai pusat keseimbangan. Fungsi dari masing-masing ventrikel dapat diketahui dari letaknya yang berdekatan dengan alat indera yang ada di kepala. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992) ventrikel otak sebenarnya meupakan kelanjutan dari kanal neural yang terdapat pada fase embrional. Ventrikel ketiga berhubungan dengan ventrikel keempat melalui saluran yang disebut akueduk sylvius, yang disebut akueduk serebral. Ventrikel keempat terletak diantara serebelum dibagian atas, serta pons dan medula dibagian bawah, berhubungan dengan celah subaraknoid melalui foramen magendia dan luschka. Empat pleksus koroid ventrikel, masing-masing terdiri atas suatu jaringan kapiler dara yang menjulur ke dalam lumen ventrikel. Setiap pleksus tertutup secara rapi oleh suatu lapisan sel ependimal yang berasal dari membran dalam ventrikel.
 Berdasarkan letaknya, kelenjar hypotalamus terletak di bagian atas hypophysa dan di bagian tengah bawah (diencephalons). Hal ini sesuai dengan pendapat Partodiharjo (1992) hypothalamus terletak di bagian atas hypophysa. Hypothalamus adalah bagian diencephalons yang membentuk dasar dan bagian dari dinding lateral ventrikel ketiga pada otak. Fungsi hypothalamus yaitu menerima informasi dari indera, mengitegrasikannya dan membagi – bagi serta menyalurkannya ke alat-alat  yang berkepentingan. Fungsi hypothalamus juga dikendalikan melalui proses yang disebut mekanisme umpan balik negatif. Hypothalamus mempunyai peran penting dalam pengaturan sistem syaraf, yaitu pengendalian terhadap proses kerja dari bagian kelenjar endokrin.

2.2.      Hypophysa
                 Berdasarkan pengamatan kelenjar hipofisa didapatkan hasil sebagai berikut :


Keterangan :
1.      Ventrikel I
2.      Ventrikel II
3.      Ventrikel III

4.    Ventrikel IV
5.    Hypothalamus
6.      Tulang sphenoid

 
Berdasarkan hasil praktikum diketahui hypophysa tidak terlihat karena tertutup oleh tulang sphenoid. Hypophysa terletak di bawah otak atau di atas langit-langit mulut, dan mempunyai ukuran sebesar biji kacang kapri. Hal ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1981) yang menyatakan, bahwa hypophysa terletak di bawah otak atau di atas langit-langit mulut yang dibungkus oleh tulang sphenoid (tulang pelana kuda). Tomaszeweska et al. (1991) menambahkan, bahwa hypophysa terdiri dari 3 bagian yaitu bagian lobus (bagian interior), bagian tengah (intermediet) dan bagian posterior. Kemampuan mengadakan pengendalian atau proses pengaturan aktivitas kelenjar lain maka hypophysa disebut dengan  master of gland. Bagian hypophysa yang berasal dari syaraf disebut neuro-hypophysis. Pembagian menurut bentuk morfologi neuro-hypophysis terdiri atas tangkai dan parsnervosa, sedangkan adeno-hypophysis terdiri atas pars distalis, pars tuberalis, dan pars intermedia. Sub divisi tampak jelas perbedaannya pada asal embrioniknya dan komposisi histologinya. Kelenjar adenohypophysa mensekresikan tiga hormon gonadotropin FSH, LH dan LTH. Hormon-hormon ini sangat penting dalam pengaturan ovarium dan testes untuk produksi ova dan spermatozoa serta pelepasan hormon-hormon gonadal, yaitu testosteron, estradiol dan progesteron.


2.3.      Feed Back Mechanism


            Hasil praktikum Pengantar Reproduksi Ternak di ketahui gambar mekanisme umpan balik (Feed Back Mechanism) dapat dilihat pada lampiran 1, terbagi menjadi 2 mekanisme yaitu umpan balik negatif dan umpan balik positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Partodihardjo (1992) umpan balik terdiri umpan balik negatif dan umpan balik positif. Jika gejala biologi yang dimaksud menghambat pelepasan hormon perangsangnya maka umpan balik tersebut disebut umpan balik negatif. Sedangkan gejala biologi yang dimaksud memperlancar pelepasan hormon perangsangya maka umpan balik tersebut di sebut umpan balik positif. Umpan balik positif terjadi jika produksi estrogen, FSH, dan LH meningkat. Sedangkan produksi progesteron menurun.  Hal ini sesuai dengan pendapat Partodihardjo (1992) yang menyatakan bahwa contoh umpan balik positif adalah LH (Luteinizing Hormone) yang ikut merangsang produksi estrogen, setelah kadar estrogen meninggi dalam darah, produksi LH menjadi meningkat, LH akhirnya menyebabkan ovulasi. Umpan balik negatif terjadi apabila produksi progesteron meningkat, sedangkan produksi estrogen, FSH, dan LH menurun. Pada mekanisme umpan balik negatif ini ternak mengalami kebuntingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Partodihardjo (1992) yang menyatakan bahwa untuk umpan balik negative dapat diambil contoh umpan balik antara FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan estrogen. FSH merangsang terbentuknya folikel de Graaf  yang menghasilkan estrogen, semakin besar folikel de Graaf semakin tinggi kadar estrogen. Setelah kadar estrogen mencapai ketinggian tertentu pelepasan FSH oleh kelenjar hipofisa anterior terhambat sampai kadar FSH dalam darah menjadi rendah sekali. 
 
DAFTAR PUSTAKA


Anwar, R. 2005. Sintesis, Fungsi dan Interpretasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi. Fakultas Kedokteran UNPAD. Bandung.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh  B Srigandono dan  Koen Praseno).

Hjarnatlas. 2005. Hypotalamus. (www.riksutstallninger.se/templates/article. JPG).
   Diakses tanggal 4 April 20011

Partodihardjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

Toelihere, M. R. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa, Bandung.

Tomaszewska M. W., I. K. Sutama, I, Putu, I. G, dan T. D. Chaniago. 1991.  Reproduksi Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 




No comments:

Post a Comment