BAB
I
MATERI
DAN METODE
Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dengan materi Anatomi
Kelenjar Endokrin dilaksanakan pada hari Kamis 10 Mei 2012 pukul 11.30 – 12.00
WIB di Laboraturium Ilmu Pemuliaan dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan
dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
1.1. Materi
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum meliputi nampan untuk meletakkan kepala ayam,
gergaji dan cutter untuk membelah kepala ayam, alat tulis untuk menggambar
bagian-bagiannya, slide untuk memperjelas gambar dan fungsinya. Bahan yang
dibutuhkan dalam praktikum adalah kepala ayam.
1.2. Metode
Prosedur
yang dilakukan adalah dengan memperhatikan penjelasan mengenai anatomi dan tata
letak kelenjar endokrin. Membelah kepala ayam adalah langkah selanjutnya.
Membelah kepala ayam menggunakan gergaji dan cutter dengan teliti dan arah
membelah searah agar bagian-bagiannya tidak rusak. Mengamati anatomi organ
hipotalamus dan hipofisa. Menggambar anatomi organ-organ tersebut, menyebutkan
bagian-bagiannya dan menjelaskan fungsi tiap bagian.
BAB
II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
KELENJAR ENDOKRIN
2.1.
Hypothalamus
Berdasarkan pengamatan hypothalamus pada ayam didapatkan hasil sebagai berikut:
Keterangan :
|
1.
Ventrikel I
|
2.
Ventrikel II
|
3.
Ventrikel III
|
4.
Ventrikel IV
|
5.
Hypothalamus
|
6.
Tulang sphenoid
|
|
7.
Hypophysa
|
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Ilmu Reproduksi Ternak di ketahui bahwa
bagian-bagian otak sebagai berikut ventrikel
I yang berfungsi sebagai pusat penglihatan. Ventrikel II yang berfungsi sebagai pusat pendengaran.
Ventrikel III yang befungsi sebagai pusat kordinasi. Ventrikel IV berfungsi
sebagai pusat keseimbangan. Fungsi dari
masing-masing ventrikel dapat diketahui dari letaknya yang berdekatan dengan
alat indera yang ada di kepala. Hal
ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992) ventrikel otak sebenarnya meupakan
kelanjutan dari kanal neural yang
terdapat pada fase embrional. Ventrikel ketiga berhubungan dengan ventrikel
keempat melalui saluran yang disebut akueduk
sylvius, yang disebut akueduk
serebral. Ventrikel keempat terletak diantara serebelum dibagian atas,
serta pons dan medula dibagian bawah, berhubungan dengan celah subaraknoid
melalui foramen magendia dan luschka. Empat pleksus koroid ventrikel, masing-masing terdiri atas suatu jaringan
kapiler dara yang menjulur ke dalam lumen ventrikel. Setiap pleksus tertutup
secara rapi oleh suatu lapisan sel ependimal yang berasal dari membran dalam
ventrikel.
Berdasarkan letaknya, kelenjar hypotalamus terletak di bagian atas hypophysa dan di bagian tengah bawah (diencephalons).
Hal ini sesuai dengan pendapat Partodiharjo (1992) hypothalamus terletak di bagian atas hypophysa. Hypothalamus
adalah bagian diencephalons yang membentuk dasar dan bagian dari dinding
lateral ventrikel ketiga pada otak. Fungsi hypothalamus
yaitu menerima informasi dari indera, mengitegrasikannya dan membagi – bagi
serta menyalurkannya ke alat-alat yang
berkepentingan. Fungsi hypothalamus juga
dikendalikan melalui proses yang disebut mekanisme umpan balik negatif. Hypothalamus mempunyai peran penting dalam pengaturan sistem syaraf,
yaitu pengendalian terhadap proses kerja dari bagian kelenjar endokrin.
2.2. Hypophysa
Berdasarkan pengamatan kelenjar hipofisa didapatkan hasil sebagai berikut :
Keterangan :
|
1.
Ventrikel I
|
2.
Ventrikel II
|
3.
Ventrikel III
|
4.
Ventrikel IV
|
5.
Hypothalamus
|
6.
Tulang sphenoid
|
Berdasarkan
hasil praktikum diketahui hypophysa tidak terlihat karena tertutup oleh tulang sphenoid. Hypophysa
terletak di bawah otak atau di atas langit-langit mulut,
dan mempunyai ukuran sebesar biji kacang kapri. Hal ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1981) yang menyatakan, bahwa hypophysa terletak di bawah otak atau di
atas langit-langit mulut yang dibungkus oleh tulang sphenoid (tulang pelana
kuda).
Tomaszeweska et al.
(1991) menambahkan, bahwa hypophysa terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian lobus (bagian interior), bagian tengah (intermediet) dan bagian
posterior. Kemampuan mengadakan pengendalian atau proses pengaturan aktivitas
kelenjar lain maka hypophysa disebut
dengan master of gland. Bagian hypophysa
yang berasal dari syaraf disebut neuro-hypophysis. Pembagian menurut
bentuk morfologi neuro-hypophysis terdiri atas tangkai dan parsnervosa,
sedangkan adeno-hypophysis terdiri atas pars distalis, pars
tuberalis, dan pars intermedia. Sub divisi tampak jelas perbedaannya
pada asal embrioniknya dan komposisi histologinya. Kelenjar adenohypophysa mensekresikan
tiga hormon gonadotropin FSH, LH dan LTH. Hormon-hormon ini sangat
penting dalam pengaturan ovarium dan testes untuk produksi ova
dan spermatozoa serta pelepasan hormon-hormon gonadal, yaitu testosteron,
estradiol dan progesteron.
2.3. Feed Back Mechanism
Hasil praktikum Pengantar Reproduksi Ternak di ketahui
gambar mekanisme umpan balik (Feed Back Mechanism)
dapat dilihat pada lampiran 1, terbagi
menjadi 2 mekanisme yaitu umpan balik negatif dan umpan balik positif. Hal ini
sesuai dengan pendapat Partodihardjo (1992)
umpan balik terdiri umpan balik negatif dan umpan balik
positif. Jika gejala biologi yang dimaksud menghambat pelepasan hormon perangsangnya
maka umpan balik tersebut disebut umpan balik negatif. Sedangkan gejala biologi
yang dimaksud memperlancar pelepasan hormon perangsangya maka umpan balik
tersebut di sebut umpan balik positif. Umpan balik
positif terjadi jika produksi estrogen, FSH, dan LH meningkat. Sedangkan
produksi progesteron menurun. Hal ini
sesuai dengan pendapat Partodihardjo (1992) yang menyatakan bahwa contoh umpan
balik positif adalah LH (Luteinizing
Hormone) yang ikut merangsang produksi estrogen, setelah kadar estrogen
meninggi dalam darah, produksi LH menjadi meningkat, LH akhirnya menyebabkan
ovulasi. Umpan balik negatif terjadi apabila produksi progesteron meningkat,
sedangkan produksi estrogen, FSH, dan LH menurun. Pada mekanisme umpan balik
negatif ini ternak mengalami kebuntingan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Partodihardjo (1992) yang menyatakan bahwa untuk umpan balik negative dapat
diambil contoh umpan balik antara FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan estrogen. FSH merangsang terbentuknya folikel de Graaf
yang menghasilkan
estrogen, semakin besar folikel de Graaf semakin tinggi kadar estrogen. Setelah
kadar estrogen mencapai ketinggian tertentu pelepasan FSH oleh kelenjar
hipofisa anterior terhambat sampai kadar FSH dalam darah menjadi rendah sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. 2005. Sintesis, Fungsi dan
Interpretasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi. Fakultas Kedokteran UNPAD. Bandung.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi
dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
(Diterjemahkan oleh B Srigandono
dan Koen Praseno).
Diakses tanggal 4 April 20011.
Partodihardjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber
Widya, Jakarta.
Toelihere, M. R. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa, Bandung.
Tomaszewska M. W., I. K. Sutama, I, Putu, I. G, dan T.
D. Chaniago. 1991. Reproduksi
Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
No comments:
Post a Comment